Powered By Blogger

Sunday, April 12, 2009

PENDAHULUAN
PENGERTIAN

Lisosom berasal dari kata lyso = pencernaan dan soma = tubuh. Lisosom merupakan kantong yang berbentuk agak bulat dikelilingi membran tunggal yang digunakan sel untuk mencerna makromolekul. Lisosom berisi enzim yang dapat memecahkan (mencerna) polisakarida, lipid, fosfolipid, asam nukleat, dan protein. Enzim itu dinamakan lisozim. Lisosom berperan dalam pencernaan intra sel, misalnya pada protozoa atau sel darah putih, juga dalam autofagus.
Pada amoeba dan banyak protista lain makan dengan jalan menelan organisme atau partikel makanan lain yang lebih kecil, suatu proses yang disebut fagositosis (berasal dari bahasa Yunani, phagein yang berarti “memakan” dan kytos yang berarti wadah. Wadah disini yang dimaksud adalah sel). Sebagian sel manusia juga melakukan fagositosis, diantaranya adalah makrofage, sel membantu mempertahankan tubuh dengan merusak bakteri dan penyerang lainnya.
Perusakan sel terprogram oleh enzim lisosomnya sendiri penting dalam perkembangan organisme. Misal, pada waktu kecebong berubah menjadi katak, ekornya diserap secara bertahap. Sel-sel ekor yang kaya akan lisosom mati dan hasil penghancuran digunakan di dalam pertumbuhan sel-sel baru yang berkembang. Pada perkembangan tangan embrio manusia yang semula berselaput hingga lisosom mencerna jaringan diantara jari-jari tangan tersebut sehingga terbentuk jari yang terpisah seperti yang kita punyai sekarang.
Berbagai kelainan turunan yang disebut sebagai penyakit penyimpangan lisosom (lysosomal storage disease) mempengaruhi metabolism lisosom. Seseorang yang ditimpa penyakit penyimpangan ini kekurangan salah satu enzim hidrilitik aktif yang secara normal ada dalam lisosom. Lisosom melahap substat yang tidak tercerna yang mulai mengganggu fungsi seluler lainnya. Pada penyakit Pompe misalnya, hati dirusak oleh akumulasi glikogenakibat ketiadaan enzil lisosomyang dibutuhkan untuk memecah polisakarida. Pada penyakit Tay-Sachs, enzim pencerna lipid hilang atau inaktif, dan otak dirusak oleh akumulasi lipid dalam sel. Untunglah penyakit penyimpangan ini jarang ada pada populasi umum. Pada masa mendatang mungkin kita dapat mengobati penyakit penyimpangan ini dengan menyuntikkan enzim yang hilang bersama dengan molekul adaptor yang menargetkan enzim-enzim untuk penelanan oleh sel dan penggabungan dengan lisosom. Mungkin Anda yang menemukan caranya?!!!

PEMBAHASAN
Pembentukan lisosom

Enzim lisosom adalah suatu protein yang diproduksi oleh ribosom dan kemudian masuk ke dalam RE. Dari RE enzim dimasukkan ke dalam membran kemudian dikeluarkan ke sitoplasma menjadi lisosom. Selain ini ada juga enzim yang dimasukkan terlebih dahulu ke dalam golgi. Oleh golgi, enzim itu dibungkus membran kemudian dilepaskan di dalam sitoplasma. Jadi proses pembentukan lisosom ada dua macam, pertama dibentuk langsung oleh RE dan kedua oleh golgi.
Lisosom berperan dalam pencernaan intra sel, misalnya pada protozoa atau sel darah putih, juga dalam autofagus.
Pada amoeba dan banyak protista lain makan dengan jalan menelan organisme atau partikel makanan lain yang lebih kecil, suatu proses yang disebut fagositosis Sebagian sel manusia juga melakukan fagositosis, diantaranya adalah makrofage, sel membantu mempertahankan tubuh dengan merusak bakteri dan penyerang lainnya.

Perusakan sel terprogram oleh enzim lisosomnya sendiri penting dalam perkembangan organisme. Misal, pada waktu kecebong berubah menjadi katak, ekornya diserap secara bertahap. Sel-sel ekor yang kaya akan lisosom mati dan hasil penghancuran digunakan di dalam pertumbuhan sel-sel baru yang berkembang. Pada perkembangan tangan embrio manusia yang semula berselaput hingga lisosom mencerna jaringan diantara jari-jari tangan tersebut sehingga terbentuk jari yang terpisah seperti yang kita punyai sekarang.

Lisosom adalah organel sel berupa kantong terikat membran yang berisi enzim hidrolitik yang berguna untuk mengontrol pencernaan intraseluler pada berbagai keadaan. Lisosom ditemukan pada tahun 1950 oleh Christian de Duve dan ditemukan pada semua sel eukariotik. Di dalamnya, organel ini memiliki 40 jenis enzim hidrolitik asam seperti protease, nuklease, glikosidase, lipase, fosfolipase, fosfatase, ataupun sulfatase. Semua enzim tersebut aktif pada pH 5. Fungsi utama lisosom adalah endositosis, fagositosis, dan autofagi.
Pada tumbuhan organel ini lebih dikenal sebagai vakuola, yang selain untuk mencerna, mempunyai fungsi menyimpan senyawa organik yang dihasilkan tanaman.
1. Komposisi
1. 1. Membran lisosom
Untuk menyediakan pH asam bagi enzim hidrolitik, membran lisosom mempunyai pompa H+ yang menggunakan energi dari hidrolisis ATP. Membrane lisosom juga sangat terglikosilasi yang dikenal dengan lysosomal-associated membrane proteins (LAMP). Sampai saat ini sudah terdeteksi LAMP-1, LAMP-2, dan CD63/LAMP-3. LAMP berguna sebagai reseptor penerimaan kantong vesikel pada lisosom.
1. 2. Enzim hidrolitik
Enzim hidrolitik dibuat pada retikulum endoplasma, yang mengalami pemaketan di badan Golgi dan kemudian ke endosom lanjut yang nantinya akan menjadi lisosom. Untuk prosesnya ini, enzim ini mempunyai molekul penanda unik, yaitu manosa 6-fosfat (M6P) yang berikatan dengan oligosakarida terikat-N.
Seluruh glikoprotein yang ditransfer oleh retikulum endoplasma ke cis Golgi memiliki rantai oligosakarida terikat-N yang identik, dengan manosa di ujung terminalnya. Untuk membentuk manosa 6-fosfat, cis Golgi membutuhkan situs pengenalan, yang disebut signal patch, yang memiliki situs H3N+-MMSFVSLLLVGILFWATEAEQLTKCEVFQ-...-COO−
Pembentukan M6P ini memerlukan dua buah enzim, yaitu GlcNac fosfotransferase yang berfungsi untuk mengikat enzim hidrolitik secara spesifik dan menambah GlcNac-fosfat ke enzim. Kemudian terdapat enzim kedua yang memotong GlcNac sehingga membentuk M6P. Satu enzim hidrolitik mengandung banyak oligosakarida sehingga dapat mengandung banyak residu M6P. Setelah itu, dari cis Golgi, enzim hidrolitik ini akan ditransfer ke trans Golgi.
M6P yang terikat pada enzim hidrolitik akan berikatan pada reseptor protein M6P yang berada pada jaringan trans Golgi. Reseptor ini terikat pada membran dan berguna untuk pemaketan enzim hidrolitik dengan memasukkan enzim tersebut ke vesikel clathrin coats, dan nantinya vesikel tersebut dikirim ke endosom lanjut. Pemaketan ini terjadi pada pH 6,5-6,7, dan dikeluarkan pada pH 6.
Pada endosom, enzim hidrolitik akan terlepas dari reseptor M6P karena adanya penurunan pH (menjadi 5). Setelah terlepas, reseptor M6P akan dibawa oleh vesikel transpor dari endosom kembali ke membran trans Golgi untuk digunakan kembali. Transpor, baik menuju endosom atau kebalikannya, membutuhkan peptida penanda (signal peptide) yang terdapat pada ekor sitoplasmik dari reseptor M6P. Namun demikian, tidak semua molekul dengan M6P dikirim ke lisosom; ada yang 'lolos' dari pengepakan dan ditransfer ke luar sel. Reseptor M6P juga terdapat di membran plasma, yang berguna untuk menangkap enzim hidrolitik yang lolos tersebut dan membawanya kembali ke endosom.
2. Fungsi
2. 1. Endositosis
Endositosis ialah pemasukan makromolekul dari luar sel ke dalam sel melalui mekanisme endositosis, yang kemudian materi-materi ini akan dibawa ke vesikel kecil dan tidak beraturan, yang disebut endosom awal. Beberapa materi tersebut dipilah dan ada yang digunakan kembali (dibuang ke sitoplasma), yang tidak dibawa ke endosom lanjut. Di endosom lanjut, materi tersebut bertemu pertama kali dengan enzim hidrolitik. Di dalam endosom awal, pH sekitar 6. Terjadi penurunan pH (5) pada endosom lanjut sehingga terjadi pematangan dan membentuk lisosom.
2. 2. Autofagi
Proses autofagi digunakan untuk pembuangan dan degradasi bagian sel sendiri, seperti organel yang tidak berfungsi lagi. Mula-mula, bagian dari retikulum endoplasma kasar menyelubungi organel dan membentuk autofagosom. Setelah itu, autofagosom berfusi dengan enzim hidrolitik dari trans Golgi dan berkembang menjadi lisosom (atau endosom lanjut). Proses ini berguna pada sel hati, transformasi berudu menjadi katak, dan embrio manusia.
2. 3. Fagositosis
Fagositosis merupakan proses pemasukan partikel berukuran besar dan mikroorganisme seperti bakteri dan virus ke dalam sel. Pertama, membran akan membungkus partikel atau mikroorganisme dan membentuk fagosom. Kemudian, fagosom akan berfusi dengan enzim hidrolitik dari trans Golgi dan berkembang menjadi lisosom (endosom lanjut).

FUNGSI HETEROFAGI

Pada penemuannya E. Metchnikoff pada tahun 1893,ia menyatakan bahwa bagian dalam dari vakuola makanan pada invertebrate dan organisme uniseluler adalah bersifat asam, karena adanya perubahan kertas lakmus dari biru menjadi merah dan mengandung enzim digesti.Konsep modern dari heterophage , makromolekul atau agregat memasuki sel secara endostosis yang dimediasi oleh reseptor seperti pada penyerapan LDD (lipoprotein low density) oleh fibroblast. Secara alternatif, ini merupakan pagositik, seperti yang terjadi pada macrophage yang dicerna dalam sel.Kejadian fusi secara esensial menjadikan vakuola dan lisosom seterusnya dan organel yang dihasilkan disebut lisosom sekunder. Hydrolisan dari makromolekul yang ada didalam vakuola sekarang berlangsung dan hasil dari hidrolisa akan dilepaskan kedalam sitoplasma untuk digunakan kembali dalam biosintesisi ayau metabolisme energi. Material yang tidak dapat dicerna dan residual body akan dikeluarkan melalui exocytasis. Heterofagi terbalik juga terjadi melalui pelepasan hidrolase lisosom ke ekstrasel.

Lisosom
• Lisosom adalah organel yang termasuk dalam sistem endomembran, produk atau hasil ER kasar dan Golgi aparatus.
• Nama lisosom berasal dari dua kata Latin yang berarti badan pemecahan.
• Lisosom terdiri atas enzim-enzim pencernaan (hidrolitik) yang dikemas dalam suatu kantung bermembran.
• Lisosom menggambarkan tema pokok struktur sel eukariotik, yaitu kompertamenalisasi atau perkamaran.
• Membran lisosom sebagai suatu kompartemen di mana enzim pencernaan disimpan dan secara aman terpisah dari bagian sitoplasma yang lain.
• Lisosom memiliki beberapa tipe fungsi pencernaan. Lisosom bergabung dengan vakuola makanan, sehingga makanan dapat dicerna enzim yang dimiliki lisosom menjadi molekul-molekul kecil. Molekul kecil hasilnya meninggalkan lisosom dan digunakan lagi oleh sel.
• Lisosom juga menghancurkan bakteri yang membahayakan. Sel darah putih kita memasukkan bakteri ke dalam vakuola untuk mencernakan dinding sel bakteri.
• Lisosom juga berfungsi penting pada perkembangan embrio. Contohnya, enzim lisosom menghancurkan sel-sel selaput yang menghubungkan antara jari-jari pada tahapan perkembangan awal manusia. Lisosom yang abnormal menyebabkan penyakit yang fatal atau menyebabkan kematian.
Lisosom
Fungsi dari organel ini adalah sebagai penghasil dan penyimpan enzim pencernaan seluler. Salah satu enzi nnya itu bernama Lisozym.
Lisosom juga Merupakan organel vesikuler yang dibentuk pada Apparatus golgi yang akan disebarkan ke seluruh sitoplasma. Lisosom berfungsi sebagai sistim pencernaan intrasel yang akan mencerna dan membuang bahan-bahan yang tidak dibutuhkan atau benda asing seperti bagian sel yang mati, atau bakteri. Lisosom mempunyai pH yang lebih rendah dari sitoplasma . Fungsi pencernaan dari lisosom dilakukan melalui enzim acid hydrolase, yang dapat mencerna berbagai bahan organik menjadi bahan yang lebih sederhana seperti protein menjadi asam amino atau glikogen menjadi glukosa.


b. Lisosom : Butir-butir berbentuk lonjong dalam sitoplasma sel hewan,banyak mengandung enzim penghidrolisis, berfungsi ntuk menguraikan polisakarida, lemak, protein dan asam nukleat, juga berperan dalam menghancurkan sel-sel mati dari jaringan yang rusak dan digantikan dengan sel-sel baru.Lisosom terdapat pada hampir semua sel, terutama pada sel-sel yang terlibat dalam kegiatan fagositik, misalnya sel darah putih dan makrofag. Lisosom mengandung enzim hidrolitik yang berfungsi dalam pencernaan intrasitoplasmik; menguraikan berbagai substansi di dalam sel, termasuk benda asing yang membahayakan sel.Enzim lisosom disintesis dalam reticulum endoplasma kasar kemudian dipindahkan ke badan golgi.Lisosom sangat penting bagi kesehatan sel karena membantu fungsi sel dengan peremajaan sel dan mencerna sel-sel tua. Selain itu, lisosom juga mampu mencerna substansi dari luar sel yang masuk ke dalam sel. Sel merupakan satuan dasar kehidupan, di mana tidak ada satuan yang lebih kecil daripada sel (Salisbury dan Ross, 1995).Berdasarkan struktur internalnya, sel dibedakan atas dua golongan yaitu prokariotik dan eukariotik. Pada sel prokariotik, senyawa genetik terdapat dalam satu badan inti atau badan sebelum inti yang tidak dikelilingi membran. Sedangkan pada sel eukariotik yang terdapat dalam semua sel hewan dan tumbuhan, inti sel yang amat kompleks dan telah jauh berkembang, dikelilingi oleh selubung inti yang terdiri dari dua membran atau membran ganda yang berdekatan. Kedua membrane menyatu di sekitar pori-pori inti yang berdiameter kira-kira 90 nm sehingga berbagai senyawa antara inti sel dan sitoplasma terdapat pada berbagai organel antara lain Retikulum Endoplasma (RE), Mitokondria, Lisosom, Ribosom dan Diktikosom (Badan Golgi). Masing-masing organel ini dengan berbagai bentuk dan ukuran mempunyai struktur yang khas dalam jumlah yang bervariasi dengan fungsi tertentu di dalam Sitoplasma (Lehninger, 1993).
Lisosom berasal dari kata Lyso=pencernaan dan Soma=tubuh. Lisosom merupakan membran berbentuk kantong kecil yang berisi enzim hidrolitik yang berisi lisozim. Enzim ini yang berperan dalam pencernaan intra sel yaitu mencerna zat-zat yang masuk ke dalam sel.Pada bab-bab berikut akan dibahas lebih lanjut tentang struktur, fungsi dan peranan Lisosom dalam metabolisme sel. Bentuk sel eukariotik yang mempunyai struktur internal yang amat rumit
Secara mikroskopis, lisosom dapat ditentukan oleh adanya asam phosphatase. Meskipun enzim ini terdapat diseluruh bagian sel, konsentrasi terbesar berada pada lisosom. Lisosom berbentuk agak bulat dan pada umumnya berdiameter kurang lebih 1,5 mikrometer.
Enzim lisosom merupakan suatu protein yang diproduksi oleh ribosom yang kemudian masuk ke RE. Dari RE, enzim dimasukkan ke dalam membran, kemudian dikeluarkan ke sitoplasma menjadi lisosom. Selain itu ada pula enzim yang dimasukkan terlebih dahulu ke Golgi, enzim ini dibungkus membran kemudian dilepaskan di dalam sitoplasma. Jadi, proses pembentukan lisosom ada dua macam : pertama dibentuk secara langsung oleh RE dan kedua oleh Golgi.
Material dalam lisosom agak heterogenus, berkisar dari matriks padat sampai granular sampai flaky, dan adanya variasi dalam struktur ini berkaitan dengan fungsi organel, lisosom primer homogen dan padat, sementara lisosom sekunder dan residual body lebih heterogen.Hampir sebagian besar hewan multiseluler mempunyai lisosom. Lisosom terdapat dalam jumlah yang banyak pada sel yang berfungsi untuk menyerap makromolekul atau substansi yang lebih besar dari lingkungannya.Fungsi lisosom adalah menghasilkan enzim hidrolitik yaitu enzim yang mencernakan polisakarida, lipid, fosfolipid, asam nukleat, dan protein.
Peranan lain dari lisosom antara lain :

Pada proses fertilisasi pada mamalia adanya enzim hidrolisa pada akrosom memudahkan spermamenembus dinding sel telur (zona pellusida)
Pada peristiwa metamorfosis proses metamorfosis pada katak merupakan salah satu contoh autophag. Perubahan dari kecebong yang mempunyai ekor akan berubah menjadi hewan dewasa tanpa ekor.Pada proses ini lisosom akan mencerna ekor dari kecebong sehingga lenyap.Pada sel darah putih sebagai pertahanan tubuh.Enzim hidrolitik (lisozim) tersebut digunakan untuk:
(a) Menghancurkan molekul yang diambil secara endositosis.
(b) Autofagi yaitu menghancurkan bagian-bagian sel yang sudah tidak berfungsi untuk kemudian dibuang (eksositosin), dan
(c) Autolisis yaitu memecah selnya sendiri bila sel tersebut mengalami kelainan sehingga dianggap sebagai protein asing.

Komposisi Kimia

Kehadiran enzim hidrolase didalam lisosom memberikan 2 masalah bagi organel, yaitu :
Sebagian besar enzim lisosom mempunyai pH optimum pada kondisi asam, akan tetapi disekeliling sitoplasma mempunyai pH antara 6,5 – 7,5. ini berarti harus ada mekanisme untuk menurunkan pH intralisosom.Hidrolisis didalam lisosom mengakibatkan perubahan osmotik. Jika protein mengandung 100 asam amino dihidrolisa didalam organel, konsentrasi osmotik dari organel akan meningkat. Dalam teori, lisosom akan mengembang akibat tekanan osmotik dari air. Untuk itu harus ada mekanisme untuk menurunkan berat molekul yang merupakan hasil hidrolisa dan dikeluarkan kedalam sitoplasma.Pengaturan terhadap perbedaan pH antara sitoplasma dan lisosom merupakan sifat membran lisosom. Salah satu cara yang ditempuh untuk mengatasi perbedaan ini melalui ikatan membran, ATP-ase yang berasal dari pompa proton. Pompa ini harus mempunyai muatan listrik yang netral, dmana muatan positif dilepaskan (atau adanya satu pompa negatif) untuk masing-masing proton yang memasuki organel. Pompa proton lisosom tersebar luas didalam sel,terdapat juga pada organel lain yang menjadi asam, vesikel clathrincoated, endosom, dan granula chromatin.
Pengujian terhadap 1000 molekul telah menunjukkan bahwa molekul-molekul kecil (BM < 200) melewati membran lebih cepat dibanding molekul besar. Hal ini berarti produk-produk dari hydrolysis lisosom dapat berdifusi keluar organel, dan digunakan oleh sel untuk sintesisi dan katabolisme.Komposisi membran lisosom hampir sama dengan membran plasma, khususnya dalam rasio protein lipid dan kandungan kolesterol.
FUNGSI AUTOFAGI

Autofagi berasal dari bahasa Yunani; auto, self, dan phagy, eating. Dalam biologi sel, autofagi atau autophagocytosis, merupakan proses katabolis menyangkut penurunan komponen sel itu sendiri melalui mesin lysosomal. Proses tersebut memiliki aturan yang ketat yang memainkan peran normal dalam pertumbuhan sel, perkembangan, dan homeostasis, yang membantu menjaga keseimbangan antara sintesis, penurunan dan pendaurulangan berikutnya pada produk sel. Proses tersebut merupakan mekanisme utama dimana sel yang menderita realokasi nutrient dari proses yang tidak penting menuju proses yang lebih penting.Autofagi merupakan aktivitas seluler yang kontinyu, dimana protein dan organel secara tetap didegradasi dan diresistensis (turned over). Struktur yang terbentuk nampaknya mempunyai waktu paruh yang tertentu. Sebagai contoh, asam amino mulai merubah strukturnya (racemize) tidak ada pilihan bagi struktur yang telah atau rusak, dengan vakuola autophagik, melingkupi sintesisi yang terakhir, tampak organel atau makromolekul yang normal seperti komponen yang tua. Hal ini menunjukkan bahwa molekul akan diresikling sebelum menjadi tidak berfungsi.Varietas pada keberadaan proses autophagic, semua mengalami penurunan komponen intrasel yang sama melalui lisosom. Mekanisme yang paling dikenal pada autofagi menyangkut pembentukan membran di sekitar daerah yang dituju oleh sel, memisahkan kandungan dari sisa sitoplasma. Gelembung yang dihasilkan kemudian mengalami fusi dengan lisosom dan kemudian menurunkan kandungannya.Hal tersebut pertama kali dipaparkan pada tahun 1960, namun banyak pertanyaan mengenai proses dan mekanisme aktual yang terlibat masih tetap diuraikan. Peranannya dalam penyakit tidak benar-benar dikategorisasikan; hal itu dapat membantu untuk menghentikan perkembangan beberapa penyakit dan memainkan peran protektif terhadap infeksi oleh pathogen intrasel; namun, pada beberapa situasi, hal itu sebenarnya berperan untuk perkembangan penyakit.Autofagi dapat dipisah secara luas menjadi tiga jenis: macroautofagi, microautofagi dan chaperone-mediated autofagi. Macroautofagi menyangkut pembentukan membran berbentuk de-novo yang mengikat dirinya sendiri untuk menelan komponen sitosolik (protein dan atau seluruh organel), yang menurun setelah terjadinya fusi tersebut dengan lisosom, sedangkan microautofagi merupakan invaginasi langsung pada bahan ke dalam lisosom.

Perbandingan macroautofagi dan microautofagi

Jenis spesifik autofagi termasuk:
Chaperone-mediated autofagi, kondisi yang digunakan untuk menggambarkan penurunan protein sitosolik tertentu yang ditandai dengan rangkaian peptide spesifik. Molekul Chaperone mengikat dan mengangkut protein menuju lisosom melalui kompleks reseptor.Pexophagy, pemilihan autofagi untuk penurunan peroksisom, yang dapat dipisahkan menjadi macropexophagy dan micropexophagy.Mitophagy, pemilihan autofagi untuk penurunan mitokondria, yang dapat dipisahkan pada macromitophagy dan micromitophagy.Xenophagy, pemilihan autofagi untuk penurunan bakteri dan virus intrasel.
Kekurangan nutrien
Dalam kondisi kekurangan nutrien, meningkatnya level autofagi mengarah pada menurunnya komponen non-vital dan melepaskan nutrien, memastikan bahwa proses vital dapat berlanjut. Sel ragi bermutasi yang memiliki kapabilitas autophagic yang berkurang secara cepat mematikan dalam kondisi kekurangan nutrien. Gen yang dikenal sebagai Atg7 telah dimasukkan pada nutrien yang mengalami autofagi, saat tikus percobaan menunjukkan bahwa autofagi menginduksi kekurangan tersebut merusak pada tikus yang kekurangan Atg7.
Infeksi
Autofagi memainkan peran dalam merusak beberapa bakteri termasuk sel. Patogen intrasel seperti Mycobacterium tuberculosis tahan di dalam sel dan menahan aksi normal yang dilakukan oleh sel untuk mengeluarkan dirinya sendiri dari sel. Rangsangan autofagi dalam sel yang terinfeksi mengatasi hambatan dan membantu untuk mengeluarkan sel patogen.
Kematian sel yang terprogram
Hal tersebut telah diajukan bahwa autofagi menimbulkan kerusakan menyeluruh pada sel yang merupakan salah satu dari beberapa jenis kematian sel yang terprogram; namun, tidak ada kesimpulan yang membuktikan keberadaan proses tersebut. Meskipun demikian, observasi tentang sel yang memiliki gambaran autophagic pada bagian yang mengalami kematian sel yang terprogram mengarah pada timbulnya tahap kematian sel autophagic (yang juga dikenal sebagai kematian sel sitoplasma atau kematian sel tipe II). Penelitian tentang metamorfosis serangga telah menunjukkan sel yang mengalami bentuk kematian sel yang terprogram yang muncul secara nyata dari bentuk lain, hal ini telah diajukan sebagai contoh kematian sel autophagic.
Hal tersebut tidak diketahui apakah aktivitas autophagic pada sel mati sebenarnya menyebabkan kematian atau apakah hal tersebut hanya terjadi sebagai proses yang mengiringinya. Pada banyak penyakit neurologis, dalam jalur kematian sel neuronal tertentu dan setelah cedera neuronal, terdapat peningkatan jumlah autophagosome. Hubungan kausatif antara autofagi dan kematian sel tidak ditampilkan. Hal tersebut tidak jelas apakah peningkatan dalam autophagosome menunjukkan peningkatan pada aktivitas autophagic atau penurunan fusi autophagosome-lisosom. Baru-baru ini, hal tersebut telah diperdebatkan tentang autofagi yang mungkin sebenarnya menjadi mekanisme ketahanan sel.
FUNGSI HETEROFAGI

Pada penemuannya E. Metchnikoff pada tahun 1893,ia menyatakan bahwa bagian dalam dari vakuola makanan pada invertebrate dan organisme uniseluler adalah bersifat asam, karena adanya perubahan kertas lakmus dari biru menjadi merah dan mengandung enzim digesti.Konsep modern dari heterophage , makromolekul atau agregat memasuki sel secara endostosis yang dimediasi oleh reseptor seperti pada penyerapan LDD (lipoprotein low density) oleh fibroblast. Secara alternatif, ini merupakan pagositik, seperti yang terjadi pada macrophage yang dicerna dalam sel.
Kejadian fusi secara esensial menjadikan vakuola dan lisosom seterusnya dan organel yang dihasilkan disebut lisosom sekunder. Hydrolisan dari makromolekul yang ada didalam vakuola sekarang berlangsung dan hasil dari hidrolisa akan dilepaskan kedalam sitoplasma untuk digunakan kembali dalam biosintesisi ayau metabolisme energi. Material yang tidak dapat dicerna dan residual body akan dikeluarkan melalui exocytasis. Heterofagi terbalik juga terjadi melalui pelepasan hidrolase lisosom ke ekstrasel.


LISOSOM DAN PENYAKIT

Pentingnya aksi litik dari lisosom ditunjukkan pada sejumlah kasus penyakit bawaan manusia dimana aktivitas dari satu atau lebih hydrolase tidak ada atau sangat sedikit. Dalam semua kasus pada substrat dimana enzimnya tidak ada terakumulasi didalam sel dan secara mikroskopis dapat dideteksi melalui mikroskop.Kasus yang ekstrim dari penyakit lisosom adalah penyakit I-sel (inclusion cell), dimana beberapa hydrolase mempunyai target utama pada lisosom-lisosom dari jaringan konektif maupun jaringan saraf. Pada penderita ini lisosom sekunder yang memecah produk jarang terbentuk sehingga vakuola terisi dengan material yang tidak dicerna dan memenuhi sel. Hal ini diduga vakuola yang terbentuk berasal dari fusi endosom dengan benda-benda asing dari lisosom primer Beberapa parasit intraseluler mendapat keuntungan dari jalur autophage ini, organisme tersebut memasuki sel eukariotik melalui endisitisis, akan tetapi akan dihidrolisa dalam lisosom sekunder, mereka bertahan disana dan berkembang biak, selanjutnya akan memakan sel induk.Contoh dari fenomena tersebut adalah parasit penyebab ricketsia (Coxiella burnetti) yang menyebabkan terjadinya demam Q, penyakit ini merupakan penyakit infeksi pernafasan seperti influenza yang menyerang ternak: domba dan kambing.Membran lisosom melindungi sel dari kerusakan hidrolitik yang disebabkan oleh hidrolase yang ada dalam organel. Jelasnya, gangguan pada membran sel mengakibatkan terjadinya autophag umum dan kematian.Mal fungsi dan pengaruh lingkungan dari lisosom Kegagalan dalam proses pencernaan oleh lisosom dapat menyebabkan penyakit silikosis dan reumatik.
Silikosis
Pada orang yang bekerja di daerah berdebu, debu-debu itu terhisap ke dalam paru-paru. Di dalam sel alveoli paru-paru, debu-debu dalam vakuola dicerna oleh enzim lisosom. Namun bila debu mengandung silikon yang keras, debu tidak tercerna dan sebaliknya justru membran vakuola menjadi bocor. Akibatnya enzim lisozim keluarmencerna sel paru-paru. Orang yang menderita penyakit demikian disebut menderita silicosis
Reumatik.
Orang yang sering mengkonsumsi makanan dari organ dalam (usus, hati), belinjo,da rebung, darahnya banyak mengandungasam urat (berupa kristal). Asam urat itu masuk ke dalam lisosom dan tidak dapat dicerna. Kemudian, enzim lisosom keluar, mencerna sel-sel pada persendian dan akibatnya orang tersebut menderita reumatik. Penderita reumatik mengalami bengkak dan radang di persendian yang menyebabkan rasa sakit luar biasa.Selain penyakit diatas masih terdapat beberapa penyakit lain akibat kegagalan fungsi lisosom,:
Asbetosis menghirupserabutasbes)
Blacklung(menghirupdebubatubara)
Inclutioncell(I-cell)disease
Arthritis
Ricketsia

Lysosomal storage diseases
Lysosomal storage diseases adalah penyakit keturunan yang mempengaruhi metabolisme lisosom, terjadi karena mutasi di gen struktural sehingga kekurangan salah satu enzim hidrolitik aktif yang secara normal ada dalam lisosom. Substrat yang tidak tercerna akan menumpuk dan mengganggu fungsi seluler lainnya. Penyakit ini sangat jarang ditemukan, yaitu sekitar 1 dari 7700 kelahiran manusia. Salah satu contohnya adalah penyakit Pompe.
Penyakit Pompe adalah penyakit genetik neuromuskular yang dapat terjadi pada bayi, anak-anak, dan manusia dewasa, yang membawa gen cacat dari orang tuanya. Gejala penyakit ini adalah perkembangan otot lemah, terutama pada otot untuk bernafas dan bergerak. Pada bayi, penyakit ini juga menyerang otot jantung. Penyebabnya adalah cacat pada gen yang bertanggung jawab untuk membuat enzim acid alpha-glucosidase (GAA) yang terletak pada kromosom 17. Enzim GAA ini hilang atau diproduksi dalam jumlah sedikit. Fungsi enzim ini untuk memecah glikogen, bentuk gula yang disimpan pada otot, sehingga terjadi penumpukan glikogen pada lisosom

Jaringan sumber lisosom

No Nama
1 Otak dan jaringan saraf
2 Tulang sejati
3 Tulang rawan
4 Sel - sel paru - paru
5 Usus
6 Leuklosit
7 Hati
8 Sel fagositosis pada sum-sum merah
9 prostat
10 Saluran alat kelamin
11 spermatozoa
12 limpa
13 thyroid


Enzim – enzim pada lisosom

No Nama enzim
Oksidoreduktasa bekerja pada H2O2 sebqagi akseptor pereduksidasa hidrolasa bekerja pada ikatan ester
1 Arilesterasa
2 Triasillgliserol lipasa
3 Fosfolifasa A2
4 Kolesterol asterasa
5 Fospolifasa A1
6 Acid phosphatasa
7 Fosfoproteinfosfatasa
8 Fosfosdiesterasa
9 Sfingomienin fosfodiesterasa
10 Ribonukleasa
11 Aril sulfatasa
12 Kondroitin sulfatasa
















KESIMPULAN

Lisosom merupakan membran berbentuk kantong kecil yang berisi enzim hidrolitik yang berisi lisozim. Enzim ini yang berperan dalam pencernaan intra sel yaitu mencerna zat-zat yang masuk ke dalam sel.Secara mikroskopis, lisosom dapat ditentukan oleh adanya asam phosphatase. Meskipun enzim ini terdapat diseluruh bagian sel, konsentrasi terbesar berada pada lisosom.Lisosom terdapat dalam jumlah yang banyak pada sel yang berfungsi untuk menyerap makromolekul atau substansi yang lebih besar dari lingkungannya.Enzim lisosom mempunyai pH optimum pada kondisi asam, akan tetapi disekeliling sitoplasma mempunyai pH antara 6,5 – 7,5.
Lisosom mempunyai fungsi autofagi dan heterofagi.Autofagi adalah proses katabolis menyangkut penurunan komponen sel itu sendiri melalui mesin lysosomal.
Heterofagi adalah proses dimana makromolekul atau agregat memasuki sel secara endostosis yang dimediasi oleh reseptor seperti pada penyerapan LDD (lipoprotein low density) oleh fibroblast.Membran lisosom melindungi sel dari kerusakan hidrolitik yang disebabkan oleh hidrolase yang ada dalam organel.
Beberapa penyakit lain akibat kegagalan fungsi lisosom, antara lain : Silikosis, asbetosis (menghirup serabut asbes), black lung (menghirup debu batu bara), inclution cell (I-cell) disease, arthritis, ricketsia, dan reumatik.